Nusakambangan - Pada Senin tepatnya tanggal 24 Oktober 2022 para Pembimbing Kemasyarakatan (PK) Bapas Nusakambangan menyambangi Lapas Narkotika untuk melakukan penggalian data litmas terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Para PK melakukan penggalian data terhadap WBP yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Terdapat salah satu WBP Asing yang menceritakan kisah hidupnya secara antusias kepada PK Bapas Nusakambangan. WBP dengan perawakan yang tampak telah lanjut usia serta postur tubuh yang kurus duduk dengan senyuman saat akan dilitmas. Suaranya yang serak serta sedikit terkendala bahasa yang dimiliki tidak menjadi hambatan baginya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh PK.
“Dulu saya ini orang jahat bu, jahat sekali. Yang saya pikirkan gimana caranya saya dapat banyak uang tapi cepat dan tidak perlu capek kerja. Saya tidak peduli pakai cara apapun asal saya dapat uang banyak” ungkap WBP tersebut yang tersandung kasus narkotika terkait pasal 114 Undang-undang Narkotika Nomor 3 Tahun 2009 dan divonis hukuman mati.
“Saya mengakui bu perbuatan saya bu sampai saya divonis hukuman mati. Dulu saya tidak terima, mengapa seperti ini sampai harus dihukum mati. Tapi ditengah saya depresi dan marah, saya mendengar lagu yang dinyanyikan oleh teman sekamar saya dulu. Tiba-tiba saya merasa tenang dan menangis mendengar lagu tersebut seperti hati saya tersentuh. Saya tanya itu lagu apa, teman saya bilang itu lagu penyembahan yang maknanya disaat kamu terjatuh dan terpuruk Tuhan tidak pernah meninggalkan” ungkap WBP tersebut mengingat kembali kenangan tersebut.
WBP tersebut juga bercerita kegiatan ibadah yang dilakukan selama berada di Lapas Narkotika. Mengisi kesehariannya dengan beribadah di Gereja seminggu sekali, serta berdoa dan membaca Alkitab setiap hari untuk mengisi waktu luangnya. WBP juga bercerita jika dirinya memiliki teman sekamar yang sering menjadi tempat berbagi cerita serta berdoa dan bernyanyi bersama di kamar selnya. Ia mengaku, mengalami perubahan besar dalam hidupnya, ia telah meninggalkan kebiasaan buruk yang selalu dilakukan dan kini berusaha untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik meskipun sedang berada didalam dinginnya tembok penjara.
Baca juga:
Wujud Sinegritas, Babinsa Bawen Donor Darah
|
“Saya percaya bu, apa yang sekarang sedang terjadi kepada saya adalah cara Tuhan untuk memperbaharui hidup saya. Tuhan itu sangat baik bu dan saya telah berjanji bahwa saya benar-benar telah bertobat. Apapun yang terjadi, saya serahkan kepada Tuhan dan berharap Tuhan akan tunjukkan jalan terbaik bagi saya” ungkapnya sambil tersenyum kepada PK sebelum mengakhiri sesi wawancara.